Ospek - ajangnya ngemong mahasiswa baru
Ketika mahasiswa menjadi pelaksana ospek, apa yang perlu kita perhatikan di sini adalah untuk menempatkan pengkaderan massal (Ospek) dalam porsi yang sewajarnya. Kita perlu ingat bahwa selain ospek masih ada event pengembangan diri lain seperti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa, Achievement Motivation Training atau yang lain. Ospek tidak perlu mengambil tujuan belajar yang terlalu muluk.
Membentuk mahasiswa profesional bermental pemimpin yang memiliki sikap kritis, kreatif, inisiatif, proaktif, berpikiran luas, berintegritas pribadi yang dilandasi kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
Memang tujuan yang bagus, tapi tidakkah itu berlebihan? Bahkan training atau workshop pengembangan diri profesional saja berhati-hati dalam membuat ukuran sukses para lulusannya. Sekedar maksud baik saja belum cukup, kita juga perlu realistis dan miliki kompetensi yang cukup untuk mewujudkan maksud baik itu.
Secara riil, kita tidak mungkin mencapai tujuan yang muluk2 untuk event yang diikuti oleh banyak peserta dengan waktu yang singkat dengan kompetensi pengkader yang belum bisa 100% kita standarkan. Secara umum, tujuan untuk membangun, menumbuhkembangkan, meningkatkan dan apapun yang intinya bukan membentuk adalah tujuan yang terbilang realistis. Semisal begini:
- Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Jangan dianggap sekedar sbg formalitas. Peningkatan ketakwaan adalah bangunan dasar untuk membangun peran fungsi sbg mahasiwa. Sebelum dia bisa menjadi agen perubah dan iron stock, hal pertama yang harus dibentuk adalah kekuatan moralitas yang itu bukan hanya berdasar pada conscience atau common sense, melainkan lebih utama dari ajaran agama masing2.
- Meningkatkan rasa bangga terhadap almamater dan tanah air. Ini penting untuk membentuk arogansi produktif yang menjadi modal untuk bersedia proaktif menghilangkan cela, membangun prestasi dan reputasi fenomenal dari almamater dan juga tanah air.
- Membina kebersamaan, solidaritas dan kekeluargaan di antara maba dan warga. Ndak enak banget rasanya klo kampus hanya jadi tempat untuk ndapetin materi dari dosen, guyon ama beberapa orang, habis gitu pulang. Kampus sungguh akan jadi tempat yang lebih nyaman dengan adanya keakraban antar dosen mahasiswa dan juga karyawan.
- Menumbuhkembangkan sikap peka, peduli dan solutif. Ini semua adalah sikap yang perlu ditujukan kepada sesama rekan satu angkatan dan juga seluruh civitas yang ada. Kampus adalah salah satu tempat pembelajaran terlama kita, sehingga amatlah layak bagi kita untuk menjalaninya dengan penuh saling peduli sebagaimana layaknya sebuah keluarga.
Itu semua adalah tujuan umumnya, maka secara umum esensi dari ospek atau pengkaderan massal mahasiswa baru adalah sebagai berikut:
1. Akselerasi Perkenalan.
Sebenarnya tanpa ospek pun mahasiswa juga akan saling mengenal. Cuman masalahnya seberapa lama mereka akan pada akhirnya saling kenal, dan juga berapa banyak mahasiswa baru yg bersedia untuk berkenalan. Nyatanya, masih (lebih) banyak mahasiswa baru yang enggan berkenalan dengan seluruh rekan2nya di awal kecuali kalo dianjurkan dengan pengawasan atau dipaksa atau diarahkan oleh senior2nya. Maka adalah tujuan Ospek untuk mempercepatnya proses perkenalan mereka.
- Mempercepat saling kenal satu maba dengan yang lain, dan juga dengan senior, dosen, satpam dan karyawan
- Mengenalkan sejarah kampus, kebesaran2 yang pernah diraih, dan harapan2 jurusan/kampus di masa depan
- Mengenalkan roadmap perjalanan di kampus, secara akademis maupun non-akademis (kemahasiswaan)
- Memperkenalkan himpunan, aktivitas2 yang dilakukannya, dan bagaimana itu semua menguntungkan mereka (maba)
Poin-poin berikutnya intinya adalah akselerasi adaptasi.
Tujuan Ospek adalah untuk mbikin saling kenal. So, berhati-hatilah untuk tidak meninggalkan dendam dan permusuhan antar personal atau bahkan antar angkatan (biasanya antar dua angkatan terdekat) akibat dari pengondisian yang salah.
2. Membuat Maba jadi Familiar dengan Dunia Perkuliahan.
Memasuki dunia perkuliahan, maba akan menemukan dunia yang baru; sistem kuliah SKS, praktikum, responsi, asistensi, begadang untuk kerjakan tugas, main game mulltiplayer, atau nonton film rame Apapun yang akan dijalani, maba akan sangat terbantu ketika diberi preview dan juga kiat oleh para senior. Masih banyak maba yang terlalu malu untuk bertanya, atau seringkali mereka bahkan tak tau apa2 saja yang perlu ditanyakan. Semakin maba mengetahui apa2 yang bakal mereka jalani, semakin besar juga rasa percaya diri serta persiapan diri untuk menghadapinya.
Untuk itu, maka silahkan Anda para senior lakukan brainstorm dengan sesama rekan terkait apa2 saja yang biasa dialami oleh mahasiswa dari jurusan/kampus Anda. Misal klo untuk mahasiswa kedokteran; bahwa pada dua tahun pertama akan banyak menghabiskan waktu di laboratorium dan kelas, ambil mata kuliah seperti anatomi, biokimia, patologi dst (di-list dan dijelaskan). Pada akhir dari tahun ke-2 mulai dipertemukan dg pasien dg bimbingan dari dokter atau gimana. Intinya adalah timelining, mulai dari semester pertama hingga lulus apa2 saja yg akan dijalani, apa2 saja yg dipelajari, semua berdasarkan urutan.
Buat maba menjadi lebih cepat familiar dengan dunia perkuliahan, baik di kampus maupun di kost-kostan. Dengan demikian mereka akan bisa gunakan waktu2 awal mereka di kampus tidak lagi untuk berjalan meraba belajar dan menerka nerka, melainkan untuk langsung berlari dan berkiprah nyata.
Apa2 yang Anda pernah alami -yang bodoh, lucu, nggilani atau yg lain- entah di praktikum atau di kejadian keseharian, itu semua tidak hanya akan membuat maba bisa belajar sesuatu, namun juga membuat maba menjadi merasa lebih dekat dengan Anda.
Bahkan pengalaman sedih Anda tidak akan membuat wibawa Anda sebagai senior hancur. Beneran.
3. Membuat Maba Menjadi Familiar dengan Dunia Kerja Mereka.
Ini juga penting. Bukan hanya perlu tahu dunia perkuliahan, maba juga perlu dikenalkan secara dini dengan dunia kerja dan apa-apa yang akan terjadi di sana. Sewaktu masih SMA, banyak siswa yang memilih jurusan tertentu dengan pemahaman yang sepotong2, atau malah bisa jadi sekedar ikut2an teman. Para senior bisa membantu maba mengenal esensi dan tabiat kerja sesungguhnya dari dunia profesi tertentu. Dengan lebih mengenal, diharapkan juga akan muncul penghargaan dan kebanggaan yang sepatutnya pada keprofesian yang akan dijalani.
So, untuk ini Anda perlu tahu bagaimana sih jobdesc, jenis profesi terkait, lingkungan dan tabiat kerja, dan apapun yang membuat orang awam jadi familiar dengan keprofesian Anda. Misal untuk kasus fakultas kedokteran, Anda bisa menceritakan bagaimana kondisi kerja seorang tenaga medis, semisal terkait waktu + durasi kerjanya, mobilitasnya, lingkup aktivitasnya, dsb. Samakan dulu persepsi yg maba terkait definisi, tanggung jawab dan jobdesc dari beragam profesi di dunia medis, semisal dokter, perawat, pharmacyst, dsb.
Anda bisa mengundang para alumni untuk berbagi pengalaman mereka. Dan Anda pun tidak harus berbicara tentang dunia kerja pasca kelulusan. Silahkan juga berbagi tentang pengalaman kerja selama masih kuliah.
4. Membuat Maba menjadi Familiar dg Cara Belajar ala Mahasiswa.
Karena sudah masuk di jurusan tertentu, maka di sana akan banyak ilmu2 dan wawasan spesifik yang bisa dimengerti dan dihapalkan dengan metode dan trik tertentu. Ini biasanya turun menurun, bisa jadi datang dari dosen atau mahasiswa. Pun juga strategi dalam menghadapi praktikum, penugasan besar pribadi dan kelompok, pasti deh ada contoh sukses atau best practice yg bisa ditiru.
Di sini juga lah para senior boleh mejeng dengan pantas. Bagi Anda yang punya prestasi dan punya cara belajar yang efektif-efisien-menyenangkan, Anda boleh berharap dapat penghormatan dan pujian dari maba (maksudnya, daripada berharap dapat ‘penghormatan’ dengan perploncoan)
So, silahkan brainstorm juga dengan sesama rekan: Bagaimana cara menghapal konsep tertentu, cara menjalani dan merampungkan praktikum tertentu, cara memahami cara mengajar dosen tertentu, cara bisa menguasai mata kuliah tertentu, bagaimana cara kerja kelompok yang sip, dan sebagainya. Tidak hanya itu, Anda juga bisa berbagi informasi tentang tempat printing yang bagus dan murah, tempat fotokopi yang buka sampe malem, tempat rental komputer dg koneksi internet murah, dsb.
Setiap Anda bukan hanya punya skill dan wawasan, namun juga punya informasi berharga yang bisa dibagi. Lebih jauh lagi, Anda pasti juga punya beragam pembelajaran berharga yang baru Anda temukan baru setelah 3 tahun menjalani perkuliahan. Sungguh deh, maba akan sangat terbantu ketika bisa belajar tentangnya dari Anda.
Maba amat haus akan sosok teladan, berhati-hatilah dalam membagi informasi dan menularkan pengaruh.
Sekali lagi, kita tidak perlu menjadikan ospek ini sebagai ajang untuk menuntaskan beragam tujuan yang secara realitas dipenuhi di wadah pengembangan diri yang lain. Kita hanya perlu berikan gambaran besarnya sekaligus beri informasi di mana saja wadah2 itu berada.
Wadah Pengembangan Academic (Technical) Competencies
- Perkuliahan & penugasan yg menyertainya
- Praktikum & asistensi
- Aktivitas laboratorium (riset & pengembangan, terlepas dari praktikum)
- Kuliah tamu
- Diskusi non formal
- Studi Club/Discussion Group/Interest Community/Research Club (kalo di Informatika misalnya komunitas Linux Informatika)
- Study Excursie
- Study Tour (berbeda dg SE yg dilakukan sekali oleh setiap angkatan, Study Tour dimaksudkan utk menunjang perkuliahan tertentu, sehingga bisa dilakukan scr berkala)
- Magang
- Kerja praktek
- Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
- Asosiasi Profesi
Wadah Pengembangan Soft Competencies
- Ospek Rektorat
- Ospek BEM Institut dan Fakultas (iya kan J )
- Pengaderan masal mahasiswa baru tingkat Jurusan, Fakultas & Institut (terlepas dari perdebatan mengenai tingkat efektifitas & metodologi)
- Kegiatan kemahasiswaan di Himpunan, Fakultas, Institut, Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organisasi Ekstra Kampus (HMI, KAMMI dsb)
- Berbagai pelatihan, workshop, seminar & bedah buku
- Aktivitas Magang (termasuk yang mandiri)
- Kerja praktek
Kita juga kasih contoh bagaimana konkrit aktivitas di ormawa seperti di BEM membantu meningkatkan soft skill;
- Mengejar deadline pelaksanaan kegiatan, meninggalkan aktivitas hiburan yg berlebihan, menyeimbangkan dg aktivitas kuliah à melatih Keterampilan Memimpin dan Memotivasi Diri Sendiri
- Bekerja dalam tim untuk menjalankan amanah kegiatan dan aktivitas organisasi, termasuk berinteraksi dg orang lain, dengan sesama mahasiswa, dosen, pihak birokrat, sponsor dsb à Melatih Kecakapan & keterampilan Sosial/skill interpersonal
- Rapat, presentasi proposal di hadapan rekan kerja, pihak birokrat atau sponsor, menjadi pemandu à melatih kemampuan komunikasi
- Menjalankan organisasi, Planning - Organizing - Actuating - Controling à melatih keterampilan manajemen, mengorganisasi dan mengimplementasi
- Memimpin tim kerja, biro atau departemen à melatih keterampilan kempemimpinan
- Dsb.. tinggal cari aja
1 komentar:
ospek...bisakah??
tapi kenapa banyak para senior tuh nyuruh kita makan pete..
bayangkan ja temanku yang nga suka pete dipaksain makannya ampe muntah(tuh nga langsung ditolong malah d ketawain)...
trus klo adek juniornya cantik malah di gangguin..
ditanyain ama senior alamat ato asalnya darimana masih lumayan...tapi klo the question tentang boyfren or girlfren acem..????
Posting Komentar